Manusia bukanlah seekor ELANG

Rabu, 13 Oktober 2010
Seekor elang akan terlihat sangat kokoh dan kuat saat ia mampu membuktikan kelayakannya sebagai predator tingkat satu. Namun tidak bagi manusia, manusia adalah makhluk sosial yang penuh dengan cinta, sayang dan rasa toleransi yang tinggi, kalimat klise berabad-abad silam.
Namun terkadang dalam pertanyaan-pertanyaan ringan yang hampir tak terdengar oleh telinga, hati akan selalu bertanya pada Tuhan sang empunya kehendak dan tahta. "Tuhan...mengapa tidak kau ciptakan manusia dengan sifat yang sama, latar belakang yang sama dan pandangan yang sama, agar tiada perselisihan, tiada perdebatan dan tiada perebutan"
Doa yang sangat mulia, namun salah...
Manusia dengan latar belakang yang berbeda, sifat yang berbeda dan pemikiran yang berbeda adalah suatu ujian untuk menentukan level yang sesuai untuk posisinya.
Begitu indah mata melihat seorang wanita anggun, berparas menawan, bertutur kata lembut, berhati indah...bagai sebuah pemandangan surga. Bila manusia diciptakan dengan karakter seperti itu seluruhnya, mungkin tidak akan ada rasa manis, coklat, pahit atau hambar di dunia. Semuanya akan sama, tiada yang membedakannya.
Hidup bagai sebuah pedati, terkadang diatas namun terkadang dibawah dan kumal. Mata boleh salah melihat namun hati jangan biarkan turut kelam dalam polusi keadaan.
Dalam isak tangis kecil seorang hamba akan ada doa-doa kecil namun ikhlas " Tuhan...engkau maha berkehandak...Bila hamba boleh meminta kepada MU berikanlah hamba keindahan hati, hati yang selalu indah menyapa dunia, hati yang selalu indah dengan menganggap positif segala hal disekeliling dan hati yang selalu bisa berprilaku baik pada orang lain, hati yang senantiasa sabar dan teduh"....
Perlakuan tidak sepadan yang kita terima dari orang lain, sebaiknya menjadi cambukan untuk tidak melakukan hal yang sama

0 komentar:

Posting Komentar